Senin, 03 Oktober 2011

MUSEUM BANK MANDIRI

(September 2011)
Berpetualang di Museum, part 2

Tiket masuk museum
Gedung Museum Bank Mandiri terletak di Jl. Lapangan Stasiun No. 1 (Stationsplein 1 - Binnen Niuewpoortstraat) yang dulunya berada dalam satu taman menyatu dengan Stasiun Kerata Api Jakarta-Kota atau Beos (Bataviasche Oosterspoorweg Maatschap-pij). Dilihat dari luar, aksen kolonial menempel pada gedung yang bercat putih ini, namun bila kita sudah menginjakkan kaki ke dalam museum, pemandangan sekejap berubah seperti berada di daerah Texas. Dengan didominasi warna coklat, berunsur kayu, dan dilengkapi penunjuk arah, kita bisa merasakan ‘hawa’ petualangan koboi yang cukup menarik.



inside museum, main entrace
Untuk masuk ke dalam museum, kita harus membayar dua ribu rupiah per orang (dewasa) bila kita bukan pelajar atau bukan nasabah Bank Mandiri. Setelah mendapatkan tiket, kita bisa memulai petualangan kita di main entrance tepat di tengah bagian depan bangunan. Akan terlihat ruangan yang luas, disisipi dengan meja duduk tinggi, loket-loket dan barang-barang perbankan yang di’awet’kan dan beberapa ruangan kecil menyusup di beberapa sisi tembok yang tidak bisa kita masuki, ruang-ruang itu merupakan tempat menyimpan berkas-berkas seperti buku besar (General Ledger) dan di’tunggui’ oleh patung-patung manusia, sekilas seperti ingin mengisahkan bagaimana keadaan museum ini selagi masih aktif.

Pameran tertata rapi dan fleksibel
Patung-patung/ replika-replika tersebut juga tampak di beberapa site seperti di tempat kasir, tempat pelayanan haji dan sebagainya yang cukup menambah kesan hidup. Tak hanya patung, museum Bank Mandiri juga mempunyai koleksi benda seni seperti lukisan kaca /kaca patri dan beberapa patung peninggalan kolonial yang mengandung unsur kepercayaan. Unsur seni pun terlihat dari lantai lobby, ruang rapat dan ruang direksinya yang memakai bahan mozaik keramik bercampur kaca (glasmozaik-tegels), sedangkan ruangan yang lain memakai tegel ubin (vloertegels) berwarna hitam, abu-abu dan merah.


Lanjut lagi menjelajahnya, bila kita berjalan ke sisi kiri dari main entrace, kita akan menjumpai sekat-sekat bertuliskan deposit, koleksi mesin fax yang ditempel di dinding, hingga mesin pencetak uang di area pajangan. Kemudian kita akan mengikuti alur dan berjalan memutari ruangan bermandikan cahaya sinar kuning dari lampu-lampu gantung berukuran besar ke sisi kiri dari main entrace. Di sini terdapat Chinese Cashier yang sepertinya menyembunyikan suatu ruangan yang misterius :D

chinese cashier
Bergeser ke samping kanan lagi dari Chinese Cashier, kita akan memasuki ruang urusan haji (beserta patungnya tentu) dan panel ke ruang-ruang berikutnya yang berisi sebagian koleksi peti uang, mesin hitung uang, surat-surat berharga seperti bilyet deposito, sertifikat deposito, cek, obligasi dan saham, serta uang kuno. Koleksi yang lebih banyak bisa kita lihat di lantai atas. Tangganya ada di dekat pintu masuk main entrace, dihiasi dengan prasasti kaca patri yang besar dan berwarna warni, hadiah dari Dr.CJK van Aalst dari Amsterdam.




ruang rapat direksi
Tiba di lantai atas, kita akan disambut dengan hangat oleh ruang rapat direksi yang terbuka lebar, lengkap dengan patung Garuda dan foto-foto tokoh berpengaruh di Bank Mandiri. Kita bahas sekilas tentang sejarah Bank Mandiri, dimulai dari berdirinya cabang pertama Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) NV di Batavia atas prakarsa Raja Willem I pada tanggal 27 Februari 1826 dengan nama Factorij. NHM bertujuan untuk memulihkan perdagangan Belanda dengan negara jajahannya Hindia Belanda. Lain halnya dengan Verenigde Oost Indische Compagnij (VOC) dahulu, yang terbatas pada penyaluran produk Hindia-Belanda ke negeri induknya, jadi tidak timbal balik. Bagi NHM titik pangkalnya adalah gerak perdagangan kedua pihak.


gaya kolonial
Melihat perkembangan politik-ekonomi saat itu, NHM yang merupakan bank asing milik Belanda dinasionalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 5 Desember 1960 yang kemudian dilebur ke dalam Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN). Lalu berubah-berubah lagi hingga akhirnya menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) tanggal 31 Desember 1968. Kemudian Bank Exim bermerger dengan 3 bank pemerintah lainnya, yaitu Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) menjadi Bank Mandiri dan mempunyai 255 kantor cabang di dalam negeri dan 3 kantor perwakilan luar negeri. Kantor Pusat terakhir berlokasi di Jl. Gatot Subroto Kav. 36-38 Jakarta.





Pameran surat berharga dan sejarah museum
Memang bila dibandingkan dengan museum Bank Indonesia yang diluar terlihat kuno namun di dalamnya sangat modern, maka museum Bank Mandiri adalah kebalikannya, koboi dan santai. Pesannya, kemanapun kita pergi, terutama ke tempat-tempat bersejarah, tolong jaga kebersihan ya, jangan buang sampah sembarangan dan jangan corat-coret sembarangan. Jangan merusak yang bukan haknya dan jangan asal mencela yang tidak dimengerti. Oke, yuk kita rame-rame datang berkunjung ke museum!




Pameran fax dari masa ke masa
Untuk dikenang bagi penulis:
Museum Bank Mandiri menambah khasanah perbankan dan permuseuman tersediri bagi penulis. Banyaknya ruangan dan detail arsitekturnya yang sangat kolonial bercampur cahaya kuning temaram membuat perasaan horor tapi penasaran, bercampur jadi satu. Beberapa pojok ruangan bisa membuat kesan seperti sedang berada di ruang isolasi atau penjara. Meskipun tersedia kipas angin di langit-langit, namun besarnya ruangan membuat udara kurang terasa sejuk. Pesan yang sama, semoga kedepan Bank Mandiri terus dipegang oleh tangan-tangan yang jujur dan memperhatikan masyarakat, sehingga tidak ada lagi masalah ekonomi yang demikian terpuruk menimpa lagi pada bangsa ini. Amin :D

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk yang membaca.
Salam hangat,
true.ewi@gmail.com

Tambahan Literatur:
Situs Resmi Bank Madiri Indonesia.

Minggu, 03 Juli 2011

MUSEUM BANK INDONESIA

(Juni 2011)
Museum Bank Indonesia
Berpetualang di Museum, part 1

Museum Bank Indonesia, kira-kira apa yang kita fikirkan bila mendengar nama tempat tersebut? Apakah sebuah bank yang dimuseumkan? Atau mungkin segalanya tentang uang di Indonesia? Apapun bayangan kita, yang jelas ketika masuk ke dalam museum ini tidak akan ada kata menyesal, bener deh! Tapi seseru apa sih? Yuk kita simak,.

Bank Indonesia merupakan bank sentral yang secara langsung memberikan dampak pada perekonomian di masyarakat. Didirikan pada tanggal 1 Juli 1953, Bank Indonesia merupakan perpanjangan dari De Javasche Bank (DJB) yang didirikan pada tahun 1828. Saat ini, gedung yang dahulu digunakan oleh DJB dan Bank Indonesia tidak digunakan lagi untuk proses perbankan. Pemerintah telah menetapkan bangunan tersebut menjadi bangunan cadar budaya sehingga nilai historisnya yang tinggi bisa tetap terjaga. Dibuka pada pukul 08.00 pagi, bangunan yang kini kita sebut dengan Museum Bank Indonesia menyajikan segudang informasi menarik yang dikemas dalam bentuk cyber museum. Pembahasan tentang perjalanan Bank Indonesia dalam bidang kelembagaan, moneter, perbankan dan sistem pembayaran hingga pengetahuan tentang undang-undang yang berlaku dari waktu ke waktu, bisa kita dapatkan dengan senang hati. Langkah pertamanya yaitu dengan menjejakan kaki di Museum bank Indonesia.

Museum Bank Indonesia terletak di Jl. Pintu Besar Utama No.3 Jakarta Barat-Indonesia. Bisa kita hubungi di nomor telepon (6221) 2600158 Ext.8111,8102,8100 Up: Gede Aryana, Fax. 62-21-2601730 dan Emailnya adalah museum@bi.go.id. Websitenya bisa dilihat di http://www.bi.go.id. Museum ini dibuka tiap Selasa-Minggu, sedangkan hari Senin dan hari libur nasional museum ditutup.



Untuk masuk ke dalam Museum ini, kita tidak perlu membayar sepeserpun alias gratis. Cukup mengisi buku tamu, kita bisa menjelajah kedalam museum yang luas, apik, sejuk dan penuh kreatifitas. Saat berada di resepsionis, kita akan dipandu untuk menyimak ilmu apa yang bisa kita dapat dengan bantuan soal-soal yang harus diisi. Jumlah soal hanya 5, bentuknya multiple choice dan semua jawabannya ada di dalam museum secara berurutan, membuat kita seperti menjelajah sambil membawa peta harta karun yang berisi teka-teki untuk dipecahkan.

Kita akan memulai petualangan dengan memasuki lorong 3 dimensi, dimana terdapat uang-uang berbagai nilai berjatuhan dan menunggu untuk ditangkap dengan menggunakan bayangan kita. Peluk saja uang itu di dinding 3 dimensi dan hup! Uang pun pecah dan berubah menjadi informasi tentang sejarah dan nilai uang yang telah kita tangkap.

Setelah puas menangkap uang, kita akan memasuki theater area yang filmnya bisa dinikmati sesuai jadwal. Setelah itu kita akan tiba di area sejarah uang. Langkah pertama memasuki area ini, kita akan disambut oleh nuansa samudera lengkap dengan suara gemuruh ombaknya, dimana terdapat objek-objek berupa kapal dan barang muatan visualisasi dari sejarah awal jual-beli di dunia yaitu tukar-menukar barang (barter). Di Indonesia, sistem barter yang bernilai sama antar objek sangat dibutuhkan terutama untuk jual-beli rempah-rempah, masih ingat kan bagaimana peran Indonesia pada zaman VOC? Waw, belajar sejarah lagi ni :D

Dalam area sejarah, kita bisa mengetahui alasan mengapa uang diciptakan, uang dengan nilai intrinsik dan numerik, hingga pembentukan bank di Indonesia dan segala perubahannya. Bahkan ternyata, bank Indonesia sendiri telah mengalami belasan kali penggantian logo. Semuanya bisa kita lihat pada pajangan-pajangan dengan material keras yang tersusun rapih. Terdapat pula patung-patung dan miniatur-miniatur pembangunan yang dibuat untuk membantu kita dalam membayangkan bagaimana keadaan perbankan dari zaman sebelum kemerdekaan di Indonesia, mulai dari kependudukan Belanda, Mengenal Oktroi 1-8, Kependudukan Jepang, hingga masa yang sekarang.

Singkat cerita mengenai oktroi: Gagasan pembentukan bank memang sudah ada sejak lama, namun baru mulai diwujudkan ketika Raja Willem I menerbitkan Surat Kuasa yang berisikan wewenang kepada Pemerintah Hindia-Belanda untuk membentuk suatu bank berdasarkan wewenang khusus berjangka waktu atau lazim disebut Octroy (dalam tulisan sebenarnya). Oktroi menjadi ketentuan dan pedoman bagi De Javanesche Bank dalam menjalankan usahanya. Berbicara tentang Oktroi, ternyata lambangnya sungguh menarik, yaitu tameng berhiaskan pedang yang diapit oleh dua singa yang juga memegang pedang. Benar-benar cerminan made in luar negeri. Selain itu, nama Raja Willem ternyata terkenal di Jakarta, terbukti dari beberapa museum yang ada, nama raja itu selalu ditemukan, seperti di Balai Seni Rupa (Museum Seni dan Keramik), maklumlah ya, namanya juga Raja :D

Balik lagi ke isi museum, dari tulisan yang dipajang, kita bisa mengetahui bagaimana keadaan politik dan peperangan bisa sangat mempengaruhi stabilitas ekonomi. Disebutkan bahwa krisis moneter terjadi karena saham dan tukar menukar valuta asing berjalan dengan sangat tidak stabil, nilai mata uang Indonesia turun hingga Rp.16.500,-. Kebijakan pun akhirnya dikeluarkan pada tanggal 29 Mei 1993 dalam upaya menyelamatkan perekonomian Indonesia, tapi tentu dengan kekurangan dan kebaikan yang bisa terjadi. Hingar bingarnya kerusuhan akibat kemerosotan ekonomi tergambarkan pada dipan-dipan sepanjang langkah mengakhiri area sejarah uang di Indonesia.

Memasuki area bentuk-bentuk uang, kita akan melihat ribuan uang terpajang dalam kelompoknya masing-masing. Pada deretan mulai dari pintu masuk area, terdapat uang-uang berukuran kecil tapi dibuat dari emas asli dan logam-logam murni lainnya, sehingga nilai numerik uang ini sama dengan nilai intrinsiknya pada zaman tersebut. Kebanyakan dari uang-uang ini dipajang lengkap dengan loop atau kaca pembesarnya untuk memudahkan kita menganalisa. Bila kita detail memperhatikan setiap pajangan, kita akan menemukan uang lembaran dengan tulisan dalam 4 bahasa, yaitu Cina, Arab, Belanda dan Indonesia.

Pada sudut yang lain dalam ruangan, kita bisa melihat mata uang dari negara-negara lain di seluruh dunia dengan cara menarik rak-rak bening yang sudah tersusun rapih dengan pencahayaan yang memadai. Untuk diketahui, berfoto di dalam museum ini diizinkan, tapi tidak boleh menggunakan blitz pada area-area tertentu, termasuk dalam area ini karena uang kuno memiliki kerentanan tersendiri saat terkena cahaya blitz.

Puas memasuki area bentuk-bentuk uang, kita bisa duduk sejenak di atas bangku berbentuk uang logam token (tengahnya berlubang) yang cukup menampung beberapa orang saja. Setelah beristirahat, kita bisa melanjutkan perjalanan menuju ruang tempat penyimpanan emas, tapi emasnya hanya replika, hehe. Anyway, untuk kita yang mempunyai minat besar pada sejarah dan wawasan yang luas, bila merasa belum cukup puas dengan informasi yang dipajang, kita bisa menggali lebih dalam tentang informasi dari berbagai zaman beserta gambarnya dari setiap monitor komputer yang disediakan di berbagai tempat dalam museum ini. Penggunaan monitor ini mudah, ada yang berbentuk slide, ada pula yang berbentuk film. Menarik dan sangat bermanfaat.

Selain isi museum yang memang dirancang sebagai pusat informasi, bangunan ini juga mempunyai arsitektur berkelas. Disuatu lorong bisa kita temukan ukiran kaca sosok Hermes (salah satu dewa Yunani) yang juga akan kita temui patungnya di Museum Sejarah Jakarta (Fatahilah). Sepertinya dewa yang satu ini termasuk dewa favorit pada zaman itu, mungkin karena sosoknya merupakan simbol dari gairah dan kemenangan kali ya :D

Kedepannya dalam waktu dekat, Museum Bank Indonesia akan mengembangkan sistem audio pada setiap objek yang telah ditandai, sehingga kita bisa mendapatkan informasi dengan lebih seksama, seperti sedang dipandu oleh seorang guide. Memang, cyber museum kita yang satu ini betul-betul hebat dan terus maju. Pesannya, kemanapun kita pergi, terutama ke tempat-tempat bersejarah, tolong jaga kebersihan ya, jangan buang sampah sembarangan dan jangan corat-coret sembarangan. Jangan merusak yang bukan haknya dan jangan asal mencela yang tidak dimengerti. Oke, yuk kita rame-rame datang berkunjung ke museum!

Untuk dikenang bagi penulis:
Museum Bank Indonesia benar-benar nyaman untuk dikunjungi, informasinya lengkap dan penyajiannya tidak membuatku bosan. Aku senang karena selain sejarah bank dan perkembangan masalah uang di Indonesia, literatur lainnya seperti kejadian zaman perang dan tokoh-tokoh pahlawan daerah juga ada didalamnya. Keindahan museum ini tidak hanya terletak pada bangunannya yang terawat tapi juga pada detail mata uangnya. Beberapa desain yang telah diciptakan oleh DJB dan BI kiranya telah mencakup kebudayaan yang ada di Indonesia. Semoga kedepan, Museum Bank Indonesia dan Bank Indonesianya sendiri terus dipegang oleh tangan-tangan yang jujur dan memperhatikan masyarakat. Semoga tidak ada lagi masalah ekonomi yang demikian terpuruk menimpa lagi pada bangsa ini. Amin :D

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk yang membaca.
Salam hangat,
true.ewi@gmail.com

Tambahan Literatur:
Situs Resmi Bank Sentral Republik Indonesia.

Minggu, 17 April 2011

Brownies Coklat


April 2011
ewi’s Recipee :)
My Chocolate Brow-nies
Bahan:
Gula pasir 2 cangkir
Telur 4 butir
Tepung terigu 1,5 cangkir
Cokelat bubuk tiga perempat cangkir
Susu bubuk putih setengah cangkir
Vanili seperempat sendok teh
Garam seperempat sendok teh
Minyak goreng 1 cangkir

Pelengkap:
Keju batangan ukuran kecil

Brow-nies fresh from thw oven
Cara membuat:
1.       Campur gula pasir dan telur dalam wadah, kocok mixer dengan kecepatan tinggi hingga rata dan mengembang (kira-kira lah)
2.       Turunkan kecepatan terendah dan masukan tepung terigu, cokelat bubuk, susu bubuk, vanili, dan garam hingga semuanya teraduk rata. Bisa dicicipi sedikit, bila ada yang kurang rasanya, bisa ditambahkan saat itu
3.       Matikan mixer, masukan minyak goreng, lalu aduk dengan kaki mixer atau spatula plastik yang buat kue itu (lupa apa namanya) hingga rata
4.       Masukan potongan keju berbentuk dadu (sesuai selera), aduk kembali
5.       Masukan ke loyang yang sudah dilumuri minyak goreng dan ditabur tepung
6.       Panggang di oven suhu 180 derajat selama 40 menit (pada 20 menit pertama, keluarkan loyang dari oven, beri taburan keju dan bahan lainnya-anything you like- ke atas adonan yang baru setengah matang, lalu masukan lagi ke dalam oven)
7.       Cek kematangan brownies dengan tusuk gigi, tunggu dingin sebentar, potong-potong, lalu siap disajikan :)

Tips dan trik tambahan:
  1. Keju bisa dihilangkan atau digantikan dengan bahan lain sesuai selera. Bila ingin lebih manis, bisa memakai taburan meises atau choco chips.
  2. Pilih bahan-bahan yang mutunya baik, cokelat bubuk dan susu bubuk yang rasanya enak.
  3. Usahakan untuk tidak memakai telur yang sudah masuk kulkas. Bilapun terlanjur, biarkan telur selama beberapa saat hingga rasa dinginnya hilang.
  4. Jangan memasukan taburan sejak awal memanggang karena bisa membuat taburan tersebut gosong.
  5. Cek brownies di dalam oven dengan menggunakan senter, bila matangnya tidak merata, 20 menit pertaman saat memberikan taburan, putar posisi loyang sehingga matangnya bisa merata.

Brow-nies and co-o-kies
Untuk dikenang penulis:
Resepnya didapat turun-menurun dari kakak perempuan sewaktu dulu. Bisa divariasikan menjadi brownies putih dengan memanfaatkan coklat putih dan keju. Aku pernah menjualnya dengan harga sangat murah saat acara sekolah dan kakakku marah-marah karenanya, sejak itu aku tahu bahwa brownies home made ini harganya mahal, hehe,. Kualitas menentukan harga lah :)

Salam hangat,
true.ewi@gmail.com

Pie buah


April 2011
ewi’s Recipee :)
My fruit Pi-e

Bahan Kulit:
Terigu 225 gram
Gula halus 50 gram
Mentega 125 gram
Kuning telur 2 butir
Air es 2 sendok makan
Garam seperempat sendok teh

Bahan Vla:
Susu cair 200 ml
Tepung maizena 3 sendok makan
Gula pasir 75 gram
Essence vanila 1 sendok teh

Bahan Isi:
Pakai potongan buah apa saja bolee, yang penting enak :)

Bahan Penutup:
Agar-agar putih seperempat bungkus
Gula pasir 1 sendok makan
Air 100ml


Fruit Pi-e dan Agar-agar buah
Cara membuat:
1.       Takar semua bahan kulit lalu masukkan semuanya ke dalam wadah (mangkok besar)
2.       Aduk rata pakai sendok kayu hingga rata dan bisa dibentuk
3.       Cetak sesuai bentuk yang diinginkan (disarankan memakai cetakan pie agar lebih tipis namun cantik dan tidak rapuh)
4.       Panggang di oven suhu 170 derajat selama 25-30 menit
5.       Sementara menunggu kulit matang, buat vla dengan mencampur semua bahan jadi 1 di dalam panci, nyalakan api kecil, masak hingga mendidih sambil terus diaduk (ga sampai 5 menit kok)
6.       Setelah vla jadi, kita bisa memasak agar-agar sesuai selera
7.       Setelah kulit matang, masukan vla sedikit-sedikit ke dalam kulit yang sudah dicetak seperti wadah, lalu beri potongan buah di atas vla, kemudian tutupi semua isi yang ada dalam wadah kulit dengan agar-agar yang sudah matang (masih cair)
8.       Diamkan sebentar hingga agar membeku atau bisa dimasukan ke dalam kulkas beberapa menit
9.       Tadaaa,. Selamat menikmati :)

Tips dan trik tambahan:
  1. Membuat kulitnya bisa divariasikan sesuai selera, bila ingin kulit tebal, maka buatlah lebih tebal dan dipanggang sedikit lebih lama. Bila ingin kulit yang bisa menampung isi (vla, buah dan agar) dalam porsi besar, maka buatlah kulit yang lebih tinggi/lebar.
  2. Bila sulit mengaduk dengan sendok kayu, pakai tangan yang sudah dicuci bersih saja, lebih praktis.
  3. Aku mengganti vanila essence dengan vanili, hehe,. Soalnya aku ga punya vanila essence. Ternyata tidak banyak pengaruh pada rasa. Enak-enak saja.
  4. Untuk kulit yang lebih lembut, bisa juga mengganti atau tambahkan sedikit butter atau bisa juga menggunakan pengembang kue.
  5. Vla, buah dan agar-agar saling berhubungan. Bila ingin vla manis, maka lebih baik buah atau agar-agarnya tidak terlalu manis. Untuk kemudahan, buatlah val seperti biasa kita membuat vla untuk pelengkap puding namun tidak terlalu encer. Untuk buah, kita bisa memakai fruit cocktail. Dan untuk agar-agar, buatlah seperti biasa kita membuat agar-agar untuk 1 porsi biasa (1 bungkus).
  6. Sisa dari fruit cocktail dan agar-agar bisa dicampur jadi satu dalam loyang agar-agar dan dimasukan ke dalam kulkas, bisa dimakan sebagai hidangan kedua :)
  7. Fruit pi-e bisa tahan cukup lama (3 hari), cukup masukan saja ke dalam kulkas bila ingin tetap segar. Hanya mungkin nanti agar-agarnya terlihat agak pecah.

                                                      Untuk dikenang penulis:
Sempat mencoba 2 resep pi-e dari sumber yang berbeda, bahan dasarnya sama saja, caranya juga sama. Awalnya terlihat ribet, namun bila sudah biasa, bisa selesai cepat dan memuaskan. Enak :)

Salam hangat,
True.ewi@gmail.com

Biskuit Coklat


April 2011
ewi’s Recipee :) 
My chocolate Co-o-kies

Bahan:
Mentega 100 gram
Gula halus 100 gram
Kuning telur 2 butir
Tepung terigu 165 gram
Cokelat bubuk 35 gram

Cara membuat:
1.       Takar semua bahan lalu masukkan semuanya ke dalam wadah (mangkok besar)
2.       Aduk rata pakai sendok kayu hingga rata dan bisa dibentuk
3.       Cetak sesuai bentuk yang diinginkan
4.       Beri taburan sesuai selera (choco chips, butiran gula warna-warni, anything you like)
5.       Tata di atas loyang yang sudah dilumuri minyak goreng dan ditabur tepung
6.       Panggang di oven suhu 160-180 derajat selama 25-35 menit
7.       Siap disajikan :)

Taburan bisa bervariatif
Tips dan trik tambahan:
  1. Semua bahan bisa dikreasikan sesuai selera, bila ingin lebih gurih, ganti beberapa sendok makan tepung terigu dengan susu bubuk putih. Tambahkan garam dan vanili sedikit (seperempat sendok teh).
  2. Bila ingin cookies menjadi lebih lembut, ganti atau tambahkan sedikit butter atau bisa juga menggunakan pengembang kue, atau tambah lagi takaran menteganya sedikit.
  3. Bila ingin rasa coklatnya lebih terasa, kurangi sedikit tepung terigunya, tambahkan sediki coklat bubuknya. Disarankan menggunakan gula halus, namun bila ingin sedikit sensasi, silahkan ganti sedikit gula halus dengan sedikit gula biasa.
  4. Bila sulit mengaduk dengan sendok kayu, pakai tangan yang sudah dicuci bersih saja, lebih praktis.
  5. Pakai cetakan yang praktis-praktis aja biar ga kelamaan dan membuat kita ga stress.
  6.  Taburan yang dipakai, semakin berwarna-warni, semakin menarik perhatian, terutama buat anak-anak.
  7. Cek tingkat kematangan cookies dengan menggunakan tusuk gigi, bila masih empuk, panggang lagi sebentar. Bisa juga dimasukan ke freezer bila ingin lebih dingin dan keras.

choco co-o-kies with choco chips
Untuk dikenang penulis:
Waktu pulang kerja di atas bus, seperti biasa ada tukang jualan buku masak sedang berpromosi dengan menaruh buku-buku di kursi penumpang. Iseng, aku buka tepat di halaman resep cookies, tak berlama, aku foto resepnya dengan kamera handphone dan kini resep tersebut aku kembangkan sendiri. Keisengan menuai sukses! Selamat mencoba :)



Salam hangat,
true.ewi@gmail.com

Minggu, 27 Maret 2011

GUNUNG GEDE

(Februari 2011)
Kemegahan Alam dari Puncak Gede
Bersenang-senang di Gunung, part 3
 
Gunung Gede adalah salah satu gunung jenis stratovolcano (gunung api komposit) yang menawan dengan luas 15.000 Ha. Terletak di wilayah tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi. Provinsi Jawa Barat, dengan ketinggian 2958 Mdpl dan berada pada lintang 106°51' - 107°02' BT dan 64°1' - 65°1 LS. Suhu saat berada di puncak Gunung Gede rata-rata 18 °C dan di malam hari menjadi sekitar 5 °C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun.


Pemandangan Kawah yang Menakjubkan
Gunung yang pernah meletus di tahun 1957 ini berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Ada enam pintu masuk ke dalam kawasan Taman Nasional ini, yaitu Cibodas, Gunung Putri, Bodogol, Cisarua, Selabintana dan Situgunung. Bagi para pendaki, gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas. Cara mencapai lokasi dari Jakarta menuju Bogor lalu ke Cibodas kurang lebih 100 Km dengan waktu tempuh 2,5 jam.


Awal Pendakian dari GPO
Perjalanan kita mulai dari posko Gede-Pangrango Organizer (GPO) Gunung Putri selepas makan siang, shalat dan pemanasan. Teriknya sinar matahari mengguyur langkah kaki melewati sawah dan ladang mendekati hutan Gunung Gede, dari sinilah perjalanan mendaki dimulai. Pedakian dibagi menjadi 3 grup, masing-masing 5-6 orang. Awalnya grup ini berjalan beriringan saling mengikuti di belakang, namun semakin jauh berjalan, grup mulai terpisah karena berbagai keadaan. Setiap Ha kenaikan, ada perasaan capek bercampur senang. Dalam pendakian disarankan untuk tidak terlalu banyak berhenti karena itu hanya menambah perasaan capek. Sekalipun harus sering berhenti, usahakan untuk tidak berhenti terlalu lama di setiap pendakian.

Surya Kencana Berhalaman Edelweis
Waktu menunjukkan pukul 18.00, grup 2 memutuskan untuk berhenti sejenak, air ukuran 1,5 liter sebanyak 3 buah dalam carier masing-masing ditambah bawaan lain bukanlah barang yang enteng. Belum sampai 5 menit duduk, keadaan mulai berubah. Seketika udara menjadi dingin dan kegelapan menyelimuti, membuat para pendaki harus mengeluarkan jaket tebal dan senter. Jujur saja, perasaan khawatir terjebak dalam lebatnya hutan yang gelap tak tertembus cahaya pantulan dari bulan membuat kaki-kaki ini melangkah lebih cepat, maka setelah mata dan tubuh terbiasa melihat gelap dan merasakan dingin, perjalanan dilanjutkan dengan cepat hingga akhirnya tiba di Surya Kencana pada pukul 20.00.


Pendirian Tenda di Antara 2 Puncak dan Ladang Edelweis
Alun-alun Surya Kencana adalah dataran seluas 50 Ha di ketinggian 2750 Mdpl. Saat malam menjelang, pemandangan langit di Surya Kencana sangat mengagumkan, langit bertabur bintang yang sangat banyak dan terasa sangat dekat dengan genggaman kita. It’s so wonderful! Really,. 



Sedangkan pada siang hari, tempat ini merupakan surga untuk menikmati indahnya hamparan bunga edelweis. Sepanjang jalan di antara Puncak Gede dan Puncak Gemuruh, pohon edelweis yang sangat banyak berhias rapih di lembah Surya Kencana ini. Sungguh, kita tidak akan menyesal telah sampai disini dan menjadi kenangan tersendiri bagi tiap pendaki. Dan di tempat inilah tenda didirikan untuk bermalam.


Makam buatan

Sunrise di pagi hari diiringi dengan angin dingin. Setelah sarapan, kita bisa meninggalkan tenda untuk naik ke Puncak Gemuruh. Di puncak ini terdapat lorong bawah tanah (bunker) peninggalan Jepang (dalam keadaan terkunci). Selain itu, di sini juga terdapat makam buatan dan labirin yang disekeliling pintu masuknya oleh penduduk ditaruh telur-telur dan dipakai sebagai tempat menunggu wangsit. Menurut cerita, ada kepercayaan masyarakat yaitu mengakui keberadaan roh eyang Surya Kencana dan Prabu Siliwangi di Gunung Gede untuk mencegah gunung meletus. Ada keyakinan bahwa Gunung Gede adalah tempat tinggal eyang Sinto Gendeng saat mendidik muridnya yang bernama Wiro Sableng. Pada saat tertentu, banyak orang masuk ke goa-goa sekitar Gunung Gede untuk semedi/ bertapa dan melakukan ritual lainnya.


Jembatan Setan
Setelah 2 malam tidur di Surya Kencana, kita berjalan pulang dengan rute berbeda yaitu melewati Puncak Gede yang menyajikan pemandangan kawahnya yang spektakuler. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon. Hamparan kota Cianjur, Sukabumi dan Bogor juga terlihat dari sini. Setelah puas memandang dari atas, kita berjalan menuju Kandang Badak dan Kandang Batu. Kedua tempat yang berada di ketinggian 2220 Mdpl ini juga merupakan tempat berkemah bagi para pendaki. Dalam perjalanan, mungkin kita akan melewati “tanjakan setan” yaitu jalur pendakian berupa tebing yang bila ingin melewatinya harus berhati-hati, untuk itulah dipasang tali-temali di area ini untuk membantu kita mendaki ataupun turun. Melaju lagi, terdapat sumber air panas dan air terjun Cibeureum. Terakhir adalah Telaga Biru berukuran 5 Ha yang ada di dekat pintu masuk Cibodas.

Air Terjun Mini
Sepanjang perjalanan ini, Gunung Gede dan sekitarnya menyajikan pemandangan yang menentramkan hati. Kekayaan alamnya yang unik dan khas menjadikan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGPP) ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977. Tercatat pada tahun 1819, pendaki pertama Gunung Gede adalah C.G.C. Reinwardt, disusul kemudian oleh peneliti lain seperti C.G.G.J. van Steenis (1920-1952) yang membuat koleksi tumbuhan sebagai dasar penyusunan buku The Mountain Flora of Java terbitan tahun 1972. Pada beberapa literatur, tempat ini dianggap memiliki keanekaragaman yang terdiri dari ekosistem sub-montana, montana, sub-alpin, danau, rawa, dan savana. Ekosistem sub-montana dicirikan oleh banyaknya pohon-pohon yang besar dan tinggi seperti jamuju (Dacrycarpus imbricatus), dan puspa (Schima walliichii). Sedangkan ekosistem sub-alphin dicirikan oleh adanya dataran yang ditumbuhi rumput Isachne pangerangensis, bunga eidelweis (Anaphalis javanica), violet (Viola pilosa), dan cantigi (Vaccinium varingiaefolium).
Berjalan di Cibodas
Selain selimut hutannya yang mengagumkan, TNGPP terkenal kaya akan berbagai jenis burung. Sebanyak 251 jenis burung dari total 450 jenis yang terdapat di Pulau Jawa ada di TNGPP. Beberapa jenis diantaranya burung langka yaitu elang Jawa (Spizaetus bartelsi) dan burung hantu (Otus angelinae). Sedangkan untuk satwanya, terdapat owa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata comata), lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), macan tutul (Panthera pardus melas), landak Jawa (Hystrix brachyura brachyura), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), dan musang tenggorokan kuning (Martes flavigula), namun saat ini satwa-satwa tersebut sudah menjadi langka, kita mungkin hanya akan bertemu dengan satwa primata yaitu lutung yang melompat-lompat diantara pepohonan.

Di Puncak Gede
Untuk dapat menikmati panorama keindahan gunung ini dengan optimal, rencanakan rute perjalanan yang hendak dituju dan konsultasikan dengan pemandu untuk menghindari lokasi yang terkena longsor dan berbahaya. Jangan lupa untuk membawa kembali sampah-sampah bekas pakai dan tidak mencemari lingkungan dengan bahan-bahan kimia. Mari cintai gunung kita dan selamat bersenang-senang !


Untuk dikenang bagi penulis:
2 Hari Bermalan di Tenda :)
Aku menyadari bahwa ego dan kesombangan tidak ada artinya di dunia ini. Seorang seniorku pernah berkata, “Sifat seseorang bisa terlihat saat mendaki gunung” dan aku merasakannya. Sebelum mendaki ada perasaan khawatir tidak akan sampai puncak. Ada juga kegelisahan ketika tubuh merasa capek, sakit karena cedera ataupun kedinginan. Beberapa kali aku merasakan pengalaman yang tidak biasa dan hanya terjadi saat mendaki gunung, mulai dari tenang, sangat bersemangat, hingga sangat panik dan tidak bisa berkata-kata. Tapi satu yang pasti, saat kita punya tekad yang kuat, kita pasti bisa mencapai tujuan. Dan dalam kerinduan, tersenyumlah.

AMAZING GEDE
Salam hangat,
true.ewi@gmail.com