![]() |
Kemegahan Alam dari Puncak Gede |
Bersenang-senang di Gunung, part 3
Gunung Gede adalah salah satu gunung jenis stratovolcano (gunung api komposit) yang menawan dengan luas 15.000 Ha. Terletak di wilayah tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi. Provinsi Jawa Barat, dengan ketinggian 2958 Mdpl dan berada pada lintang 106°51' - 107°02' BT dan 64°1' - 65°1 LS. Suhu saat berada di puncak Gunung Gede rata-rata 18 °C dan di malam hari menjadi sekitar 5 °C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun.
![]() |
Pemandangan Kawah yang Menakjubkan |
Gunung yang pernah meletus di tahun 1957 ini berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Ada enam pintu masuk ke dalam kawasan Taman Nasional ini, yaitu Cibodas, Gunung Putri, Bodogol, Cisarua, Selabintana dan Situgunung. Bagi para pendaki, gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas. Cara mencapai lokasi dari Jakarta menuju Bogor lalu ke Cibodas kurang lebih 100 Km dengan waktu tempuh 2,5 jam.
![]() |
Awal Pendakian dari GPO |
Perjalanan kita mulai dari posko Gede-Pangrango Organizer (GPO) Gunung Putri selepas makan siang, shalat dan pemanasan. Teriknya sinar matahari mengguyur langkah kaki melewati sawah dan ladang mendekati hutan Gunung Gede, dari sinilah perjalanan mendaki dimulai. Pedakian dibagi menjadi 3 grup, masing-masing 5-6 orang. Awalnya grup ini berjalan beriringan saling mengikuti di belakang, namun semakin jauh berjalan, grup mulai terpisah karena berbagai keadaan. Setiap Ha kenaikan, ada perasaan capek bercampur senang. Dalam pendakian disarankan untuk tidak terlalu banyak berhenti karena itu hanya menambah perasaan capek. Sekalipun harus sering berhenti, usahakan untuk tidak berhenti terlalu lama di setiap pendakian.
![]() |
Surya Kencana Berhalaman Edelweis |
Waktu menunjukkan pukul 18.00, grup 2 memutuskan untuk berhenti sejenak, air ukuran 1,5 liter sebanyak 3 buah dalam carier masing-masing ditambah bawaan lain bukanlah barang yang enteng. Belum sampai 5 menit duduk, keadaan mulai berubah. Seketika udara menjadi dingin dan kegelapan menyelimuti, membuat para pendaki harus mengeluarkan jaket tebal dan senter. Jujur saja, perasaan khawatir terjebak dalam lebatnya hutan yang gelap tak tertembus cahaya pantulan dari bulan membuat kaki-kaki ini melangkah lebih cepat, maka setelah mata dan tubuh terbiasa melihat gelap dan merasakan dingin, perjalanan dilanjutkan dengan cepat hingga akhirnya tiba di Surya Kencana pada pukul 20.00.
![]() |
Pendirian Tenda di Antara 2 Puncak dan Ladang Edelweis |
Alun-alun Surya Kencana adalah dataran seluas 50 Ha di ketinggian 2750 Mdpl. Saat malam menjelang, pemandangan langit di Surya Kencana sangat mengagumkan, langit bertabur bintang yang sangat banyak dan terasa sangat dekat dengan genggaman kita. It’s so wonderful! Really,.
Sedangkan pada siang hari, tempat ini merupakan surga untuk menikmati indahnya hamparan bunga edelweis. Sepanjang jalan di antara Puncak Gede dan Puncak Gemuruh, pohon edelweis yang sangat banyak berhias rapih di lembah Surya Kencana ini. Sungguh, kita tidak akan menyesal telah sampai disini dan menjadi kenangan tersendiri bagi tiap pendaki. Dan di tempat inilah tenda didirikan untuk bermalam.
Makam buatan |
Sunrise di pagi hari diiringi dengan angin dingin. Setelah sarapan, kita bisa meninggalkan tenda untuk naik ke Puncak Gemuruh. Di puncak ini terdapat lorong bawah tanah (bunker) peninggalan Jepang (dalam keadaan terkunci). Selain itu, di sini juga terdapat makam buatan dan labirin yang disekeliling pintu masuknya oleh penduduk ditaruh telur-telur dan dipakai sebagai tempat menunggu wangsit. Menurut cerita, ada kepercayaan masyarakat yaitu mengakui keberadaan roh eyang Surya Kencana dan Prabu Siliwangi di Gunung Gede untuk mencegah gunung meletus. Ada keyakinan bahwa Gunung Gede adalah tempat tinggal eyang Sinto Gendeng saat mendidik muridnya yang bernama Wiro Sableng. Pada saat tertentu, banyak orang masuk ke goa-goa sekitar Gunung Gede untuk semedi/ bertapa dan melakukan ritual lainnya.
![]() |
Jembatan Setan |
Setelah 2 malam tidur di Surya Kencana, kita berjalan pulang dengan rute berbeda yaitu melewati Puncak Gede yang menyajikan pemandangan kawahnya yang spektakuler. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon. Hamparan kota Cianjur, Sukabumi dan Bogor juga terlihat dari sini. Setelah puas memandang dari atas, kita berjalan menuju Kandang Badak dan Kandang Batu. Kedua tempat yang berada di ketinggian 2220 Mdpl ini juga merupakan tempat berkemah bagi para pendaki. Dalam perjalanan, mungkin kita akan melewati “tanjakan setan” yaitu jalur pendakian berupa tebing yang bila ingin melewatinya harus berhati-hati, untuk itulah dipasang tali-temali di area ini untuk membantu kita mendaki ataupun turun. Melaju lagi, terdapat sumber air panas dan air terjun Cibeureum. Terakhir adalah Telaga Biru berukuran 5 Ha yang ada di dekat pintu masuk Cibodas.
![]() |
Air Terjun Mini |
Sepanjang perjalanan ini, Gunung Gede dan sekitarnya menyajikan pemandangan yang menentramkan hati. Kekayaan alamnya yang unik dan khas menjadikan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGPP) ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977. Tercatat pada tahun 1819, pendaki pertama Gunung Gede adalah C.G.C. Reinwardt, disusul kemudian oleh peneliti lain seperti C.G.G.J. van Steenis (1920-1952) yang membuat koleksi tumbuhan sebagai dasar penyusunan buku The Mountain Flora of Java terbitan tahun 1972. Pada beberapa literatur, tempat ini dianggap memiliki keanekaragaman yang terdiri dari ekosistem sub-montana, montana, sub-alpin, danau, rawa, dan savana. Ekosistem sub-montana dicirikan oleh banyaknya pohon-pohon yang besar dan tinggi seperti jamuju (Dacrycarpus imbricatus), dan puspa (Schima walliichii). Sedangkan ekosistem sub-alphin dicirikan oleh adanya dataran yang ditumbuhi rumput Isachne pangerangensis, bunga eidelweis (Anaphalis javanica), violet (Viola pilosa), dan cantigi (Vaccinium varingiaefolium).
![]() |
Berjalan di Cibodas |
Selain selimut hutannya yang mengagumkan, TNGPP terkenal kaya akan berbagai jenis burung. Sebanyak 251 jenis burung dari total 450 jenis yang terdapat di Pulau Jawa ada di TNGPP. Beberapa jenis diantaranya burung langka yaitu elang Jawa (Spizaetus bartelsi) dan burung hantu (Otus angelinae). Sedangkan untuk satwanya, terdapat owa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata comata), lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), macan tutul (Panthera pardus melas), landak Jawa (Hystrix brachyura brachyura), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), dan musang tenggorokan kuning (Martes flavigula), namun saat ini satwa-satwa tersebut sudah menjadi langka, kita mungkin hanya akan bertemu dengan satwa primata yaitu lutung yang melompat-lompat diantara pepohonan.
![]() |
Di Puncak Gede |
Untuk dapat menikmati panorama keindahan gunung ini dengan optimal, rencanakan rute perjalanan yang hendak dituju dan konsultasikan dengan pemandu untuk menghindari lokasi yang terkena longsor dan berbahaya. Jangan lupa untuk membawa kembali sampah-sampah bekas pakai dan tidak mencemari lingkungan dengan bahan-bahan kimia. Mari cintai gunung kita dan selamat bersenang-senang !
Untuk dikenang bagi penulis:
2 Hari Bermalan di Tenda :) |
Aku menyadari bahwa ego dan kesombangan tidak ada artinya di dunia ini. Seorang seniorku pernah berkata, “Sifat seseorang bisa terlihat saat mendaki gunung” dan aku merasakannya. Sebelum mendaki ada perasaan khawatir tidak akan sampai puncak. Ada juga kegelisahan ketika tubuh merasa capek, sakit karena cedera ataupun kedinginan. Beberapa kali aku merasakan pengalaman yang tidak biasa dan hanya terjadi saat mendaki gunung, mulai dari tenang, sangat bersemangat, hingga sangat panik dan tidak bisa berkata-kata. Tapi satu yang pasti, saat kita punya tekad yang kuat, kita pasti bisa mencapai tujuan. Dan dalam kerinduan, tersenyumlah.
AMAZING GEDE
Salam hangat,
true.ewi@gmail.com
Terima kasih untuk pengalamanmu yang dibagikan di sini. Tulisanmu baik.
BalasHapusSaya baru menemukan tulisanmu sembari saya juga sedang mempersiapkan diri untuk naik gunung Merbabu.
Keep writing good :)