Minggu, 27 Maret 2011

GUNUNG GEDE

(Februari 2011)
Kemegahan Alam dari Puncak Gede
Bersenang-senang di Gunung, part 3
 
Gunung Gede adalah salah satu gunung jenis stratovolcano (gunung api komposit) yang menawan dengan luas 15.000 Ha. Terletak di wilayah tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi. Provinsi Jawa Barat, dengan ketinggian 2958 Mdpl dan berada pada lintang 106°51' - 107°02' BT dan 64°1' - 65°1 LS. Suhu saat berada di puncak Gunung Gede rata-rata 18 °C dan di malam hari menjadi sekitar 5 °C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun.


Pemandangan Kawah yang Menakjubkan
Gunung yang pernah meletus di tahun 1957 ini berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Ada enam pintu masuk ke dalam kawasan Taman Nasional ini, yaitu Cibodas, Gunung Putri, Bodogol, Cisarua, Selabintana dan Situgunung. Bagi para pendaki, gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas. Cara mencapai lokasi dari Jakarta menuju Bogor lalu ke Cibodas kurang lebih 100 Km dengan waktu tempuh 2,5 jam.


Awal Pendakian dari GPO
Perjalanan kita mulai dari posko Gede-Pangrango Organizer (GPO) Gunung Putri selepas makan siang, shalat dan pemanasan. Teriknya sinar matahari mengguyur langkah kaki melewati sawah dan ladang mendekati hutan Gunung Gede, dari sinilah perjalanan mendaki dimulai. Pedakian dibagi menjadi 3 grup, masing-masing 5-6 orang. Awalnya grup ini berjalan beriringan saling mengikuti di belakang, namun semakin jauh berjalan, grup mulai terpisah karena berbagai keadaan. Setiap Ha kenaikan, ada perasaan capek bercampur senang. Dalam pendakian disarankan untuk tidak terlalu banyak berhenti karena itu hanya menambah perasaan capek. Sekalipun harus sering berhenti, usahakan untuk tidak berhenti terlalu lama di setiap pendakian.

Surya Kencana Berhalaman Edelweis
Waktu menunjukkan pukul 18.00, grup 2 memutuskan untuk berhenti sejenak, air ukuran 1,5 liter sebanyak 3 buah dalam carier masing-masing ditambah bawaan lain bukanlah barang yang enteng. Belum sampai 5 menit duduk, keadaan mulai berubah. Seketika udara menjadi dingin dan kegelapan menyelimuti, membuat para pendaki harus mengeluarkan jaket tebal dan senter. Jujur saja, perasaan khawatir terjebak dalam lebatnya hutan yang gelap tak tertembus cahaya pantulan dari bulan membuat kaki-kaki ini melangkah lebih cepat, maka setelah mata dan tubuh terbiasa melihat gelap dan merasakan dingin, perjalanan dilanjutkan dengan cepat hingga akhirnya tiba di Surya Kencana pada pukul 20.00.


Pendirian Tenda di Antara 2 Puncak dan Ladang Edelweis
Alun-alun Surya Kencana adalah dataran seluas 50 Ha di ketinggian 2750 Mdpl. Saat malam menjelang, pemandangan langit di Surya Kencana sangat mengagumkan, langit bertabur bintang yang sangat banyak dan terasa sangat dekat dengan genggaman kita. It’s so wonderful! Really,. 



Sedangkan pada siang hari, tempat ini merupakan surga untuk menikmati indahnya hamparan bunga edelweis. Sepanjang jalan di antara Puncak Gede dan Puncak Gemuruh, pohon edelweis yang sangat banyak berhias rapih di lembah Surya Kencana ini. Sungguh, kita tidak akan menyesal telah sampai disini dan menjadi kenangan tersendiri bagi tiap pendaki. Dan di tempat inilah tenda didirikan untuk bermalam.


Makam buatan

Sunrise di pagi hari diiringi dengan angin dingin. Setelah sarapan, kita bisa meninggalkan tenda untuk naik ke Puncak Gemuruh. Di puncak ini terdapat lorong bawah tanah (bunker) peninggalan Jepang (dalam keadaan terkunci). Selain itu, di sini juga terdapat makam buatan dan labirin yang disekeliling pintu masuknya oleh penduduk ditaruh telur-telur dan dipakai sebagai tempat menunggu wangsit. Menurut cerita, ada kepercayaan masyarakat yaitu mengakui keberadaan roh eyang Surya Kencana dan Prabu Siliwangi di Gunung Gede untuk mencegah gunung meletus. Ada keyakinan bahwa Gunung Gede adalah tempat tinggal eyang Sinto Gendeng saat mendidik muridnya yang bernama Wiro Sableng. Pada saat tertentu, banyak orang masuk ke goa-goa sekitar Gunung Gede untuk semedi/ bertapa dan melakukan ritual lainnya.


Jembatan Setan
Setelah 2 malam tidur di Surya Kencana, kita berjalan pulang dengan rute berbeda yaitu melewati Puncak Gede yang menyajikan pemandangan kawahnya yang spektakuler. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon. Hamparan kota Cianjur, Sukabumi dan Bogor juga terlihat dari sini. Setelah puas memandang dari atas, kita berjalan menuju Kandang Badak dan Kandang Batu. Kedua tempat yang berada di ketinggian 2220 Mdpl ini juga merupakan tempat berkemah bagi para pendaki. Dalam perjalanan, mungkin kita akan melewati “tanjakan setan” yaitu jalur pendakian berupa tebing yang bila ingin melewatinya harus berhati-hati, untuk itulah dipasang tali-temali di area ini untuk membantu kita mendaki ataupun turun. Melaju lagi, terdapat sumber air panas dan air terjun Cibeureum. Terakhir adalah Telaga Biru berukuran 5 Ha yang ada di dekat pintu masuk Cibodas.

Air Terjun Mini
Sepanjang perjalanan ini, Gunung Gede dan sekitarnya menyajikan pemandangan yang menentramkan hati. Kekayaan alamnya yang unik dan khas menjadikan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGPP) ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977. Tercatat pada tahun 1819, pendaki pertama Gunung Gede adalah C.G.C. Reinwardt, disusul kemudian oleh peneliti lain seperti C.G.G.J. van Steenis (1920-1952) yang membuat koleksi tumbuhan sebagai dasar penyusunan buku The Mountain Flora of Java terbitan tahun 1972. Pada beberapa literatur, tempat ini dianggap memiliki keanekaragaman yang terdiri dari ekosistem sub-montana, montana, sub-alpin, danau, rawa, dan savana. Ekosistem sub-montana dicirikan oleh banyaknya pohon-pohon yang besar dan tinggi seperti jamuju (Dacrycarpus imbricatus), dan puspa (Schima walliichii). Sedangkan ekosistem sub-alphin dicirikan oleh adanya dataran yang ditumbuhi rumput Isachne pangerangensis, bunga eidelweis (Anaphalis javanica), violet (Viola pilosa), dan cantigi (Vaccinium varingiaefolium).
Berjalan di Cibodas
Selain selimut hutannya yang mengagumkan, TNGPP terkenal kaya akan berbagai jenis burung. Sebanyak 251 jenis burung dari total 450 jenis yang terdapat di Pulau Jawa ada di TNGPP. Beberapa jenis diantaranya burung langka yaitu elang Jawa (Spizaetus bartelsi) dan burung hantu (Otus angelinae). Sedangkan untuk satwanya, terdapat owa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata comata), lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), macan tutul (Panthera pardus melas), landak Jawa (Hystrix brachyura brachyura), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), dan musang tenggorokan kuning (Martes flavigula), namun saat ini satwa-satwa tersebut sudah menjadi langka, kita mungkin hanya akan bertemu dengan satwa primata yaitu lutung yang melompat-lompat diantara pepohonan.

Di Puncak Gede
Untuk dapat menikmati panorama keindahan gunung ini dengan optimal, rencanakan rute perjalanan yang hendak dituju dan konsultasikan dengan pemandu untuk menghindari lokasi yang terkena longsor dan berbahaya. Jangan lupa untuk membawa kembali sampah-sampah bekas pakai dan tidak mencemari lingkungan dengan bahan-bahan kimia. Mari cintai gunung kita dan selamat bersenang-senang !


Untuk dikenang bagi penulis:
2 Hari Bermalan di Tenda :)
Aku menyadari bahwa ego dan kesombangan tidak ada artinya di dunia ini. Seorang seniorku pernah berkata, “Sifat seseorang bisa terlihat saat mendaki gunung” dan aku merasakannya. Sebelum mendaki ada perasaan khawatir tidak akan sampai puncak. Ada juga kegelisahan ketika tubuh merasa capek, sakit karena cedera ataupun kedinginan. Beberapa kali aku merasakan pengalaman yang tidak biasa dan hanya terjadi saat mendaki gunung, mulai dari tenang, sangat bersemangat, hingga sangat panik dan tidak bisa berkata-kata. Tapi satu yang pasti, saat kita punya tekad yang kuat, kita pasti bisa mencapai tujuan. Dan dalam kerinduan, tersenyumlah.

AMAZING GEDE
Salam hangat,
true.ewi@gmail.com

Senin, 21 Maret 2011

PERSIAPAN NAIK GUNUNG

(Februari 2011)
Bersenang-senang di Gunung, part 2

Perjalanan mendaki gunung, butuh persiapan
Petualangan mendaki gunung adalah suatu hal yang menegangkan sekaligus sangat menyenangkan. Panorama indahnya pemandangan gunung, kawah, danau/sungai, gumpalan awan, hingga letusan kecil dengan uap belerang menjadi sensasi tersendiri bagi para pendaki gunung. Cucuran keringat, teriknya mentari, lelahnya kaki, hingga dinginnya angin berhembus tak memupuskan semangat untuk mengalahkan diri sendiri dan menggapai kemenangan sejati. 
Menikmati alam
Apakah sebenarnya makna dari setiap pendakian yang kita lakukan? Mari biarkan hati masing-masing yang menjawab pertanyaan itu. Namun satu hal yang pasti, saat kita hendak mendaki gunung, jangan lupa untuk melakukan persiapan mental, fisik dan barang bawaan. Apa saja yang termasuk barang bawaan?




One Day Pack
Bila kita mendaki gunung yang secara terencana tidak akan bermalam di atas, maka yang perlu dibawa cukup backpack berisikan keperluan sederhana, seperti makanan, air minum, obat-obatan/P3K, jaket, jas hujan dan senter bila perlu. Space kosong dalam tas bisa diisi lagi dengan kamera dan peralatan pribadi lainnya.

Camping
Pendaki dengan barang bawaan lengkap
Saat rencana keseluruhan pendakian memakan waktu lebih dari satu hari, maka perlu diperhitungkan barang-barang yang perlu dibawa. Bila berat membawa sendiri, kita bisa menyewa porter untuk membawakan barang-barang kita mendaki gunung, harga sewanya bervariasi, bisa 80rb ke atas/hari.
  1. Keperluan menginap
  • Tenda. Ada berbagai macam jenis dan ukuran tenda, beratnya beragam mulai dari 3,5 kg hingga melebihi 10 kg tergantung kapasitasnya. Gunakan tenda yang sesuai dengan perjalanan kita.
  • Flying sheet. Adalah perangkat untuk berteduh yang bisa digunakan berdampingan dengan penggunaan tenda. 
    Bermacam tenda didirikan di lembah
  • Matras. Adalah alas tidur yang mencegah agar kita tidak bersinggungan langsung dengan dinginnya tanah (termasuk saat di dalam tenda). Jenisnya bermacam-macam, ada yang gulungan dan ada yang seperti lembaran.
  • Sleeping bag. Adalah kantung tidur individu. Jenis dan ukurannya beragam tergantung spesifikasi kualitas yang diincar.
  • Kompor portabel. Digunakan untuk keperluan masak-memasak. Ada yang menggunakan sumber minyak spirtus, parafin, gas dan lain-lain. Dilengkapi dengan nesting dan beberapa alat memasak lainnya. Bawalah bahan makanan yang cukup dengan kebutuhan.
  • Carrier. Digunakan untuk menampung semua barang keperluan yang akan dibawa. Biasanya ditambahkan dengan penggunaan lapisan kantong plastik di bagian dalam dan penggunaan cover bag di bagian luar.
  1. Keperluan individu
    Dengan sarung tangan, jaket, dan masker
  • Baju ganti, jaket, kaos kaki, sarung tangan, masker/syal, topi, kacamata hitam, jas hujan, sepatu gunung (trekking shoes), sendal jepit, dll yang penggunaannya tergantung medan.
  • Air minum sesuai dengan kebutuhan. Beberapa tas ada yang menerapkan backpackhydro flask compartment untuk memudahkan pendaki minum saat perjalanan. Hal yang harus diingat adalah menjaga agar kita tidak dehidrasi saat mendaki gunung. Beberapa trip pendakian besar mengharuskan kita minum 4,5 liter dalam sehari.
    Aksesoris tambahan :)

  • Makanan. Bawalah makanan ringan di tas masing-masing untuk menambah tenaga sewaktu-waktu saat dibutuhkan. Cokelat adalah contoh makanan penghangat yang cocok untuk dibawa (bagi yang suka).
  • Senter, kompas, tali temali, pisau dan beberapa peralatan lainnya sesuai dengan medan, karena tiap gunung mempuyai kontur yang berbeda. Ada yang perlu mendaki tebing, ada yang berpasir, ada juga yang hutan lebat.

  1. Keperluan Bersama
    Kebutuhan akan P3K adalah keperluan bersama. Berikut adalah beberapa bawaan yang perlu dipersiapkan:
  • Sampai di puncak, butuh perjuangan
    Asam Mefenamat/ Mefenamat acid, merupakan obat pereda nyeri untuk berbagai keadaaan yang digolongkan sebagai NSAID (Non Steroidal Antiinflammatory Drugs). Sesuai namanya, berfungsi untuk mencegah/menangani inflamasi (peradangan). Penggunaan dosis Asam Mefenamat 500 mg tergantung umur penderita. Bila asam mefenamat tertinggal atau tidak tersedia, segera cari obat lain yang mengandung paracetamol. Paracetamol (INN atau Acetaminophen USAN) digunakan untuk mengatasi demam dan nyeri. Dosis pemakaiannya juga tergantung umur penderita, 3-4 x 500 mg perhari pada orang dewasa. Hati-hati pada pemakaian berlebih.
  • Betadine dan tensoplast. Bisa dilengkapi dengan perban dan kail pengikatnya berikut kassa.
  • Minyak-minyakan seperti minyak kayu putih untuk keperluan menghangatkan badan. Untuk berjaga-jaga, bisa juga membawa minyak tawon.
  • Vitamin C. Pemakaiannya tergantung keperluan, terutama untuk mempertahankan daya tahan tubuh. Bisa dihisap sembari melakukan perjalanan.
Berikut adalah tips pertolongan pertama bagi pendaki gunung yang terkilir (pada kaki) *2x24 jam:
  1. RICE (Rest, Ice, Compress, Elevate):
      1. Rest. Bila bagian badan terkilir (khususnya kaki), istirahatkan dulu sejenak. Kaki yang terkilir jangan digunakan untuk beraktivitas atau menahan beban tubuh hingga 48 jam, kemudian sambil beristirahat, posisikan kaki sebagaimana mestinya (tegak lurus) dan raba bagian mana yang sakit. Disarankan untuk tidak langsung mengurut bagian yang sakit karena bisa menambah robekan jaringan di bawah kulit.
      2. Ice. Beri Es batu selama 20 menit 3 kali sehari. Terkilir biasanya berkaitan dengan tendon dan ligamen. Teregang melebihi batas normal (strain) atau mungkin putus dan robek jaringan ikatnya (sprain) akibat terpeleset dan gerakan yang salah membuat pembuluh darah dalam otot dan jaringan tersebut robek, isi dari pembuluh darah otomatis terpencar keluar. Kemudian terjadi dilatasi (pembesaran pembuluh darah) sehingga daerah yang cedera membengkak. Untuk mengatasi dilatasi dan mengecilkan pembuluh darah kembali, maka dibutuhkan es.
      3. Compress. Kompres bagian yang bengkak dengan es batu dan ikat bagian yang terkilir. Kompres dalam arti lain adalah memberikan penekanan pada bagian yang terkilir dengan menggunakan es tersebut. Bila ingin menggunakan perban: ambil perban, lingkari pada pergelangan kaki, teruskan ke bawah (telapak kaki), kemudian ke atas lagi, bentuk seperti menyilang, kembalikan ke pergelangan kaki, kencangkan, ulangi beberapa kali. Ingat, telapak kaki harus tegak lurus dengan kaki.
      4. Elevate. Kemudian posisikan kaki lebih tinggi dari posisi kepala dan perut agar aliran darah tidak tersumbat dan menambah pembengkakan di kaki.
  2. Bila terjadi pembengkakan, oleskan thrombophob gel.


    Saling memperhatikan bila ada yang tertinggal dan terluka
  3. Gunakan potongan kayu untuk membantu berjalan dan selalu berdampingan dengan teman untuk berjaga-jaga dan memapah. Hati-hati dengan kontur tanah yang miring (naik ataupun turun) dan tidak rata. Jangan memaksakan diri agar tidak terjadi hematom (pada darah) dan dislokasi (pada tulang).
  4. Beri asam mefenamat atau paracetamol (diminum sesuai dosis) untuk mengurangi rasa nyeri dan inflamasi (peradangan).

Berikut adalah tips pertolongan lanjutan bagi pendaki gunung yang terkilir (pada kaki) *setelah 2x24 jam berdasarkan pengalaman pribadi :
  1. Pastikan bahwa tidak terjadi dislokasi (pergeseran posisi berkaitan dengan tulang). Pada beberapa keadaan disarankan untuk rontgen demi mendapatkan kepastian.
  2. Untuk urusan urut-mengurut, aku sempat melakukannya 2 kali dengan teknik: Usapkan minyak tawon atau jahe yang sudah diparut terutama ke bagian yang sakit sambil diurut/pijat perlahan *disarankan yang mengurut adalah ahli urut, biasanya ada tukang urut yang bilang kalau tulangnya bergeser, padahal tidak. Setelah urut, tempelkan kassa yang dituang minyak tawon atau tempelkan parutan jahe terutama bagian yang sakit lalu bungkus dengan kain perban. Ingat, telapak kaki harus tegak lurus dengan kaki. Tapi bila di compare dengan pengobatan modern agak berlawanan karena penggunaan minyak tawon/jahe menimbulkan sifat panas dan penggunaannya dengan diurut mungkin malah akan membuat pembuluh darah menjadi dilatasi kembali. Jadi bila tidak diurut, aku menyarankan untuk tetap menggunakan usapan thrombophob gel pada bagian yang masih bengkak. Posisikan kaki lebih tinggi dari posisi kepala dan perut.
  3. Obat yang mungkin diberikan oleh dokter adalah nutriflam (untuk inflamasi pada semua kondisi pembedahan dan infeksi) dan ketesse 25mg (untuk nyeri musculoskeletal akut).
  4. Gunakan tongkat untuk membantu berjalan. Jangan memaksakan diri agar tidak terjadi perlukaan lagi.
  5. Aku tidak menyarankan pemakaian koyo karena panasnya koyo bisa menyebabkan dilatasi, selain itu juga bisa terjadi reaksi alergi terhadap salisilat. Akibatnya bisa timbul dermatitis kontak dengan gejala berupa pruritis.


Stamina yang bagus diperlukan untuk mendaki
Selain terkilir, masalah kesehatan lainnya adalah AMS, hipotermi dan Keracunan belerang. Ketiganya berbahaya dan berakibat fatal.
  • Acute Mountain Sickness (AMS) terjadi karena adanya kelangkaan asupan oksigen yang masuk ke otak. Siapapun dapat terserang AMS secara tiba-tiba. Yang perlu diketahui dari AMS adalah ciri pendakinya mengeluh sakit kepala dan kekurangan nafsu makan. Bila pendaki tersebut muntah, maka ia diharuskan turun gunung secepatnya dan mendapatkan pertolongan dokter/perawat. Pada beberapa kasus di pegunungan tinggi, penderita AMS dibawa turun gunung dengan cara ditandu hingga sampai di tempat pengobatan (Rumah Sakit/Puskesmas). Untuk mencegah AMS, pendaki pada umumnya diharuskan beraklimatisasi atau penyesuaian diri seiring dengan semakin menipisnya oksigen mulai dari ketinggian 2700 Mdpl. Aklimatisasi hanya berupa jalan santai selama beberapa waktu di satu tempat pada tiap ketinggian tertentu. Selain aklimatisasi, pendaki juga disarankan untuk meminum air putih minimal 4,5 liter perhari agar tidak terkena AMS.


    Tenda pada ketinggian 2500mpl, dingin
  • Untuk hipotermi (kedinginan) terutama pada ketinggian di atas 3.000 Mdpl jangan dianggap sepele. Segera hangatkan badan dengan jaket, makanan dan minuman. Bila belum berhasil, lakukan teknik skin to skin agar suhu tubuh kembali meningkat. Jangan biarkan kulit bersinggungan langsung dengan suhu dingin membekukan (seperti di freezer) ataupun salju karena bisa membekukan darah. Pada beberapa kasus, pendaki dengan bagian tubuh yang darahnya membeku, harus turun gunung dan dilakukan amputasi.
  • Asam belerang merupakan salah satu zat asam keras. Untuk menghindari keracunan belerang, jelas kita harus menghindari sumber belerang. Gunakan masker/syal saat melewati daerah tersebut. Jangan berada dalam radius asap belerang. Batasi 20 menit maksimal bila terpaksa berada dekat dengan daerah belerang, bahkan kalau bisa jangan dekat-dekat sama sekali. Pendaki yang keracunan belerang pada umumnya kejang (pada paparan oral/ mulut dan pernafasan), rasa sakit dan terbakar pada selaput lendir mulut, kerongkongan, lambung dan terjadi pembengkakan selaput hingga menyumbat jalan nafas. Pertolongan pertama adalah membersihkan daerah yang terpapar belerang (mulut, hidung dsb), jauhkan dari belerang, minumkan air putih 0,5 liter atau susu untuk melemahkan daya racun.

Terima Kasih Teman2!
Meski ada hal-hal berbahaya, namun jika kita waspada, perjalanan naik gunung tidak perlu ditakutkan bahkan sangat bisa untuk dinikmati. Rencanakan rute perjalanan yang hendak dituju dan konsultasikan dengan pemandu untuk menghindari lokasi yang terkena longsor dan berbahaya. Jangan lupa untuk membawa kembali sampah-sampah bekas pakai dan tidak mencemari lingkungan dengan bahan-bahan kimia. Mari cintai gunung kita dan selamat bersenang-senang !




Untuk dikenang bagi penulis:
Suatu malam ia datang membawa perlengkapan pendakian untuk dipinjamkan kepadaku: carrier, sarung tangan, sleeping bag, celana gunung cepat kering, jaket bahan polar, jaket bahan parasut, dan secara khusus memberikan gelang buatan dari tali temali yang awalnya ia ikat pada sekotak coklat. Ia adalah pendaki gunung baik hati yang suka berbagi kebahagiaan pada orang lain. Aku mendoakanmu Opa (alm), In Memorial, Ramadhan 2009.


NAIK GUNUNG YUKS!
Salam hangat,
true.ewi@gmail.com

Jumat, 11 Maret 2011

GUNUNG PAPANDAYAN

Kaki Gunung Papandayan

(Februari 2011)
Bersenang-senang di Gunung, part 1

Gunung Papandayan adalah salah satu gunung api yang familiar namanya bagi para pendaki gunung. Terletak di Kecamatan Cisurupan, sekitar 25 Km sebelah barat daya Kabupaten Garut dengan posisi geografis 7o19’ Lintang Selatan dan 107o44’ Bujur Timur dengan ketinggian 2665 Mdpl atau sekitar 1950 M diatas dataran Garut. Disebelah selatan gunung ini terdapat Gunung Guntur dan disebelah timurnya terdapat Gunung Cikuray.

Jalan berbatu di awal pendakian
Perjalanan dimulai pada jumat malam pukul 21.00 dengan menaiki bus Jakarta-Garut dari Pasar Rebo dan tiba di terminal Garut Sabtu pukul 01.30 pagi. Setelah itu naik angkutan umum kira-kira 1 jam hingga sampai di Mesjid di Cisurupan. Sisanya diisi dengan ishoma dan naik mobil pick up menuju kaki gunung. Pukul 08.00 kita tiba di titik awal pendakian Gunung Papandayan. Lapangan parkir seluas lapangan bola terlihat seperti beranda Papandayan. Di salah satu sudutnya terdapat beberapa fasilitas seperti MCK, Mushola dan warung-warung makanan. Di sana ada pula sekumpulan pemandu yang terlatih pengetahuannya untuk membantu kita memahami lebih dalam tentang Gunung Papandayan.


Sumber belerang beserta letusan kecilnya
Nama Papandayan berasal dari bahasa sunda yaitu “Panday” yang berarti pandai besi. Kata tersebut muncul karena pada saat melintasi gunung tersebut, masyarakat sering mendengar suara-suara yang mirip keadaan di tempat kerja pandai besi. Ternyata suara itu berasal dari kawah yang sangat aktif. Untuk keberadaan kawah, Gunung Papandayan memiliki beberapa kawah yang terkenal, di antaranya yaitu Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Kawah-kawah tersebut mengeluarkan uap dari sisi dalamnya.

Rute perjalanan gunung Papandayan
Gunung Papandayan tercatat telah mengalami beberapa kali erupsi. Di antaranya pada 1773, 1923, 1942, 1993, dan 2003. Letusan besar yang terjadi pada tahun 1772 menghancurkan sedikitnya 40 desa dan menewaskan sekitar 2951 orang. Daerah yang tertutup longsoran mencapai 10 km dengan lebar 5 km. Aktivitas gunung ini masih berlanjut hingga saat ini. Bila pada bulan April 2006 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status gunung Papandayan menjadi waspada, kini statusnya meningkat menjadi level 2 terhitung dari Oktober 2010. Hal ini disebabkan adanya peningkatan suhu di 2 kawah, yakni Kawah Mas (245-262 derajat Celsius), dan Balagadama (91-116 derajat Celsius). Sementara tingkat pH berkurang dan konsentrasi mineral meningkat. Meski demikian, bagi para pecinta alam, kondisi ini tidaklah menjadi penghalang untuk terus berkunjung dan menikmati sensasi pendakiannya, contohnya adalah kami yang datang dan pulang dengan senang hati pada 12-13 Februari 2010. Berikut adalah beberapa lokasi favorit para pendaki, wisatawan, maupun peneliti:

1. Pondok Saladah
Perjalanan menuju pondok Saladah
Begitu tiba di Pondok Saladah untuk mendirikan tenda, kita bisa melihat areal padang rumput seluas 8 Ha yang dihiasi dengan aliran sungai Cisaladah. Sisa-sisa hujan membuat genangan lumpur di beberapa tempat dan menghisap sebuah sendal jepit yang digunakan oleh seorang pendaki tak bersepatu :). Pondok Saladah dengan ketinggian 2288 Mdpl ini merupakan tempat untuk menikmati tumbuhan edelweis yang lebih mudah dijangkau bila dibandingkan dengan gunung lain. Sayangnya, akibat gempa dan longsor 2010, tumbuhan edelweis di tempat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan mekar lagi. Meski demikian, sepanjang perjalanan dari tempat parkir, kita akan disuguhi panorama alam yang sangat indah, yakni pemandangan pembuka berupa bentangan kaldera berbentuk tapal kuda mencapai 3 Km dan dihiasi oleh bebatuan berserakan yang berwarna-warni. 
Pendakian butuh usaha
Disebelah kanan selama perjalanan kita akan menjumpai dinding batu berwarna perak bernama tebing soni, dimana kota garut dapat terlihat dari puncak tebing ini, sementara disebelah kirinya kita dapat melihat jejak dari daerah bekas aliran letusan gunung pada tahun 2002, pohon-pohon yang hangus terbakar dan lubang-lubang yang mengeluarkan uap panas dari dalam tanah. Selain Pondok Saladah, tempat berkemah yang lain adalah Camp David yang terletak di belakang tempat parkir seluas 1 Ha.

2. Kawah Mas
Kawah Mas yang memiliki luas 10 Ha adalah lokasi utama para pengunjung datang ke gunung ini. Dibandingkan dengan lokasi lain di sekitar gunung, kawah Mas merupakan lokasi yang sudah dibangun dan tampak lebih maju, ini karena kawah Mas merupakan pusat dari rangkaian sejarah letusan Gunung Papandayan. Di kawah ini terdapat 14 lubang letusan yang mengeluarkan asap dengan warna yang berbeda-beda dan menimbulkan berbagai suara yang unik, beberapa mata air mengandung belerang juga terlihat keluar dari sela-sela bebatuannya.

3. Tegal Alun-Alun
Panorama sekitar Papandayan
Tegal Alun-Alun merupakan lokasi kawah tertua yang telah lama mati dan berubah menjadi padang terbuka dengan dihiasi oleh tumbuhan edelweis. Di lokasi ini terdapat sumber mata air bagi Sungai Ciparugpug dan menjadi tempat peneliti untuk mengamati satwa liar beserta tumbuhan endemik.




Sumber air dengan sedikit belerang
4. Tegal Panjang
Tegal Panjang merupakan area pengamatan yang juga baik. Disini kita dapat menemukan 25 jenis tumbuhan herba yang hidup bersama alang-alang. Beberapa diantaranya yang menonjol adalah ki urat, antanan, Scleria Terestis, tumbuhan endemik Alchemilla villosa dan tumbuhan langka Primula imperalis. Itulah salah satu alasan yang menjadikan Gunung Papandayan sebagai Cagar alam di tahun 1924. Selain tumbuhan, kita juga dapat menjumpai dan mengamati satwa hutan Papandayan seperti monyet surili, lutung, babi hutan, mencek, beberapa jenis elang dan burung langka lainnya, serta macan tutul, sedangkan di daerah pinggiran hutan dekat perkebunan, kita bisa menjumpai binatang tando, sigung dan careh dengan mudah. Menurut catatan dokumen kolonial Belanda, dahulu kala masih dapat dijumpai banteng, rusa dan pelanduk yang terlihat merumput di Tegal Panjang. Pemangsa berupa harimau jawa juga masih sering muncul. Tetapi sekarang semuanya hanya tinggal kenangan saja, satwa-satwa tersebut diperkirakan telah punah di gunung tersebut.

5. Lembah Maut (Lembah Ruslan)
Nama Lembah Maut (Lembah Ruslan) berasal dari pemberitaan tanggal 18 Desember 1924 dimana seorang mantri bernama Ruslan terjatuh ke lembah ini dan tak sadarkan diri, beberapa saat kemudian mantri Ruslan dinyatakan meninggal karena menghirup gas CL2. Setelah kejadian meninggalnya mantri Ruslan, lembah ini dinyatakan berbahaya. Selain pemberitaan tersebut, di lembah ini juga banyak ditemukan bangkai binatang yang mati akibat terjebak gas beracun, oleh karena itu, pengunjung diharapkan berhati-hati bila mendekati lokasi ini.

Hutan mati
Selain 5 tempat tersebut, masih banyak lokasi-lokasi menarik di Gunung Papandayan, termasuk Hutan mati. Untuk dapat menikmati panorama keindahan gunung ini dengan optimal, rencanakan rute perjalanan yang hendak dituju dan konsultasikan dengan pemandu untuk menghindari lokasi yang terkena longsor dan berbahaya. Jangan lupa untuk membawa kembali sampah-sampah bekas pakai dan tidak mencemari lingkungan dengan bahan-bahan kimia. Mari cintai gunung kita dan selamat bersenang-senang :) :) :)!

Untuk dikenang bagi penulis:
Tenda kita :)
Perjalanan di Gunung Papandayan memberikan kesan yang mendalam bagiku. Awalnya aku mengira bahwa rombongan hanya akan camping di kaki gunung, ternyata tidak. Meski demikian, aku sangat menikmati pemandangan meskipun tidak sampai puncak. Dari tepian Hutan Mati, kekaguman memuncak saat melihat panorama pegunungan yang menjulang tinggi berselendangkan awan diterpa percikan cahaya mentari. Subhanallah, sungguh membuat aliran darah berdesir kencang. Meski dengan menahan ngilunya kaki yang terkilir, dalam hati aku sangat terkesima dengan keindahan alam yang ku lihat. Sangat senang dan kagum! Terima kasih ku ucapkan kepada 8 orang teman seperjalanan yang telah banyak membuat hari-hari di Papandayan menjadi sangat menyenangkan :)

Info transportasi plus-plus (Februari 2011):
  • Dari Tanjung Barat (Jakarta) menuju Garut:
Biaya Bus antar kota Rp.35.000,-/orang
  • Dari terminal Garut menuju Mesjid di Cisurupan:
Biaya naik angkutan umum Rp.5000,- hingga 10.000,-/orang
(harga siang dan malam hari berbeda)
  • Dari Mesjid di Cisurupan-Lapangan Gunung Papandayan:
Biaya naik mobil pick up Rp.10.000,-/orang
Atau biaya naik ojek Rp.15.000,-/orang

AMAZING PAPANDAYAN
Salam hangat,
true.ewi@gmail.com