Sabtu, 01 Januari 2011

PULAU PRAMUKA

Dermaga Pulau Pramuka
(01 Januari 2011)
Bersenang-senang di Pulau Seribu, part 1

Kepulauan seribu (Thousand Island) terbentang di perairan Teluk Jakarta sepanjang 100 mil dengan luas 108.000 Ha. Kepulauan seribu merupakan wilayah kabupaten yang berada di bawah pemerintahan Provinsi DKI Jakarta dengan dikepalai oleh seorang Bupati yang berkantor di Pulau Pramuka. Setidaknya terdapat 110 gugusan pulau besar dan kecil sebagai pulau wisata, konservasi dan sejarah, menghias panorama di atas permadani biru lautan dengan keanekaragaman baharinya yang unik dan khas. Dari 45 pulau wisata, 6 diantaranya telah dijadikan sebagai ‘pulau wisata’ lengkap dengan sarana dan prasarana yang sangat baik dan telah dikenal sampai ke mancanegara. Kepulauan ini merupakan objek wisata praktis bagi kami yang mencari tempat snorkeling dan diving terdekat dengan Jakarta.

Salah satu nama jalan di Pulau Pramuka
Pulau Pramuka yang termasuk ke dalam Kelurahan Pulau Panggang ini merupakan pusat administrasi dan pemerintahan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Masyarakatnya sebagian besar berasal dari Bugis, Tangerang dan Jakarta. Nama-nama jalan di pulau ini diambil dari nama ikan dalam bahasa Indonesia seperti jalan ikan nona manis. Tata tempat tinggal dan sanitasi pulau ini cukup baik, sedangkan dalam bidang pendidikan sudah terdapat sekolah dari SD hingga SMA. Sarana prasarana cukup memadai mulai dari masjid, rumah sakit, sekolah, dermaga, TPI (Tempat Pelelangan Ikan), vila dan penginapan bagi pengunjung wisata. 



Salah satu pajangan di museum BTN
Pulau Pramuka memang tak setenar Pulau Bidadari, namun keindahannya tak kalah menggiurkan. Jika berniat ke Pulau Pramuka, kita bisa naik kapal masyarakat dari Muara Angke menembus perjalanan 45 km selama 2-3 jam. Kapal ini merupakan kapal kayu berkapasitas hingga 60 orang dengan tenaga mesin, memang agak berisik, namun cukup nyaman dan menantang untuk mereka yang berjiwa membumi dan petualang. Ongkos kapal dari tahun 2006 hingga tulisan ini dibuat standarnya 33 ribu rupiah (termasuk asuransi 3 ribu rupiah) untuk sekali jalan (Angke-Pramuka). Biasanya kapal berangkat 2 kali sehari, yakni pada pukul 7 pagi dan pukul 1 siang. Life jacket (pelampung) memang tersedia tapi self service, jadi kita harus ambil sendiri di tepian ruang kapal. Life jacket ini bagi mereka yang pertama kali naik kapal pasti jadi incaran untuk keselamatan diri, tapi bagi yang sudah biasa, life jacket dipakai sebagai alas tidur dalam kapal, hehe, pokoknya buatlah diri senyaman mungkin. Bila tidak ingin naik kapal masyarakat, kita bisa menggunakan speedboat atau kapal cepat dari Pantai Marina Ancol. Waktu yang ditempuh jika menggunakan speedboat sekitar 90 menit dan bisa mampir di pulau-pulau sepanjang perjalanan ke Pulau Pramuka seperti pulau onrust (pulau sejarah yang punya benteng di dalamnya), pulau rambut (pulau konservasi burung-burung) dan pulau lainnya. Hanya saja harga sewa kapal ini tidak cocok bagi yang ingin backpacker.

Bantal raja dan bintang lautnya
Setelah sampai di Pulau Pramuka, kita tidak perlu bingung dengan penginapan karena di pulau ini sudah tersedia banyak homestay dengan variatif harga mulai dari 300-500 ribu semalam, tergantung fasilitas dan letak. Harga homestay ini bisa naik tiap tahun tergantung suasana perekonomian di Indonesia. Mungkin yang perlu diperhatikan saat membooking homestay adalah pastikan kita membooking homestay saat tanggal berkunjung sudah fixed agar tidak terjadi kerugian saat pembayaran, karena kalau dibatalkan, kita bisa kena charge 50% dari harga homestay. Selain itu, perhatikan juga akses air minum dan jemuran di homestay. Hehe, jemuran penting buat kita yang sengaja datang ke pulau untuk snorkeling atau diving.

Sunset di Dermaga Pulau Pramuka
Untuk masalah perut, di pulau ini terdapat beberapa warung makan dan juga pedagang keliling. Biasanya di pagi hari ada penjual nasi uduk dan makanan lain yang berkeliling di beberapa titik di jalan-jalan belakang Masjid. Ada juga penjual bakso, nasi padang, warung kopi, tempat beli jus, toko oleh-oleh makanan, dan ada juga homestay yang mengincludekan makan berat dalam jasanya. Kita bisa berkeliling melihat pemandangan sambil mencari makan. Omong-omong soal tempat beli jus, berbeda dengan beberapa pulau lain, Pulau Pramuka memiliki sistem mati nyala listrik pada jam tertentu yakni mati listrik dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore kecuali di tempat beli jus, karena pedagangnya pake diesel, hehe.

Gerbang Pulau Pramuka
Bicara soal pemandangan, pertama kali tiba di dermaga Pulau Pramuka, kita akan disambut oleh gerbang pulau pramuka berupa plang tulisan pulau pramuka yang cukup besar. Siang hari memang terik, tapi gemuruh ombaknya masih oke untuk dinikmati di sepanjang dermaga itu. Suasananya akan berbeda bila sudah senja, karena sepanjang dermaga merupakan spot yang bagus untuk melihat sunset, dan bila malam telah tiba, paling enak duduk-duduk di area itu sambil bakar ikan dan ngopi (kalau aku ngeteh, bakar ikan, dan ngemie kalau masih laper). Belok kanan dari dermaga, kita akan tiba di lapangan sekolah dasar yang juga dekat dengan sisi dermaga yang lain, pernah mencoba mancing di dermaga yang itu, tapi cuma dapat kepiting dan ikan kecil, maklumlah, faktor manusianya.  
Transplantasi karang Pulau Pramuka

Berjalan kembali, kita akan bertemu dengan tempat transplantasi karang, gedung olah raga, ladang bakau (mangrove), lapangan bola, tempat pengolahan sampah, museum Balai Taman Nasional, penangkaran Penyu Sisik (eretmochelys imbricata) yang di kepalai oleh Bapak Salim, pelestarian kupu-kupu, hingga hutan di pantai timur yang jarang dijamah orang. Di tempat penangkaran penyu, pengembangbiakan mangrove, lamun dan juga transplantasi karang, kita bisa berperan serta dalam pelestariannya dengan cara mengeluarkan sebagian rezeki kita untuk membantu perawatannya. Di tempat penyu, apabila penyu-penyu sudah cukup umurnya, mereka akan dilepaskan di tepi pantai, sedangkan pada transplantasi karang, kita bisa menanam karang dan memberinya nama kita, tapi jangan lupa untuk mampir lagi di kemudian hari untuk melihat perkembangannya. Kemudian untuk bakau, kita bisa menanam bakau bersama-sama, kegiatan ini sangat berguna untuk menjaga kelestarian pantai dan laut. Untuk hutan, kita bisa menikmati suara burung besar yang mampir ke Pulau Pramuka dan bila bergeser sedikit ke tepinya, kita bisa menikmati pantai yang berpasir putih, berair jernih, dan dihiasi bakau. Seru deh! Dan untuk mengakhiri perjalanan keliling pulau, kita akan berjumpa dengan tempat pembuatan kapal di dekat dermaga.


Selain pemandangannya, ada yang luar biasa dan membuat kita lebih nyaman di pulau ini yakni keramahan penduduk sekitar yang sering membantu, menyapa dan tersenyum kepada para wisatawan. Memang sudah menjadi kebiasaan penduduk sekitar untuk saling membantu sesama karena hubungan persaudaraan masih sangat dekat antara warga yang satu dan yang lain. Maka jangan heran apabila suatu hari kita kembali lagi ke Pulau Pramuka penduduk pulau ini akan menyapa walaupun kita sudah lupa sama mereka. Oh ya, ada yang perlu diingat, Pulau Pramuka dan pulau-pulau lainnya merupakan bagian dari Taman Nasional Kepulauan Seribu, jangan membuang sampah sembarangan terutama di laut, jangan mengambil pasir pantai dan biota-biota lautnya, dan mari kita berperan aktif dalam menjaga kelestarian biota laut.


Untuk dikenang bagi penulis:
 Kunjungan pertama ke Pulau Pramuka November tahun 2006 adalah saat yang paling tidak terlupakan.
Ubur-ubur ungu sponge bob yang menyambut di dermaga merupakan ingatan berharga bagi penulis. Ada kekaguman tersendiri saat melihat dasar laut beserta biotanya yang menarik hati, ini adalah kali pertama aku berenang bersama nemo. Teringat juga saat terjadi “aksi penyelamatan” pertama yang penulis lakukan pada rekan snorkeling yang terkena bulu babi. Terima kasih untuk event dari Pasatwa FKM UI yang telah membuat penulis terhipnotis oleh pesona laut :).

Salam hangat,
true.ewi@gmail.com
Coral EO 07-10



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar