Trip Feb 2007 |
(11 Januari 2011)
Bersenang-senang di Pulau Seribu, part 4
Menuju pulau Pramuka untuk bersantai dan menikmati pemandangan bawah laut dengan cost yang murah meriah adalah tujuan utama pada tiap perjalanan yang kita lakukan. Suasana keberangkatan dengan kapal kayu masyarakat dari Muara Angke berbeda di setiap moment. Pernah suatu ketika pada trip bulan Februari 2007, terjadi angin kencang di laut dan banjir di Jakarta. Keberangkatan sekitar jam 7 pagi terpaksa harus transit di Pulau Untung jawa dan baru tiba di Pulau Pramuka pada pukul 3 sore. Setiba di Pulau Pramuka, ombak juga sedang tinggi-tingginya sehingga kegiatan snorkeling ditunda beberapa waktu sampai kondisi memungkinkan.
Cuaca cerah untuk menyebrang pulau |
Cuaca yang hampir mirip terjadi pada trip Maret 2010 dimana kapal lagi-lagi harus transit di Pulau Untung Jawa, tapi hal ini lebih disebabkan karena mesin kapal terhambat akibat sampah yang banyak terbawa arus dan nyangkut di mesin. Selama perjalanan juga sempat terjadi hujan namun tidak terlalu deras dan kapal sudah sampai di Dermaga Pulau Pramuka pada jam 11 siang.
Senja yang tenang di Pulau Pramuka |
Trip Maret 2009 beda lagi ceritanya, karena kapal masyarakat penuh, perjalanan pulang ke Jakarta dilakukan dengan menggunakan kapal kecil tenaga mesin punya seorang teman dari Pulau Pramuka. Sungguh, baru sekali itu aku merasakan perjalanan Pulau Pramuka-Muara Angke dengan kapal kecil dan diguyur hujan pula di tengah laut, rasanya mendebarkan! Dengan senang hati aku bergabung dengan teman-teman duduk di dek depan sambil menikmati hujan dan angin yang berhembus, hehe. Jarang-jarang suasana seperti ini terjadi, jadi perlu dinikmati :)
Persiapan yang baik diperlukan sebelum snorkeling |
Perjalanan menegangkan lainnya terjadi pada trip Juni 2008, kapal pulang dari Pulau Pramuka-Muara Angke mogok di tengah laut mendekati Pulau Jawa. Saat itu gedung-gedung tinggi sekitar Ancol memang sudah terlihat, tapi mesin tiba-tiba mati. Awak kapal (seperti Kondektur kalau di bus) berkali-kali terjun ke dalam air untuk memeriksa baling-baling (kebayang deh awaknya terjun ke air Jakarta yang kotor begitu, pasti lengket-lengket gimana gitu), begitu juga mesin yang ada di dalam kapal bermenit-menit dikutak-katik oleh awak yang lain tapi kapal tetap tidak bisa melaju.
Manfaatkan miniboat menuju spot |
Suasana begitu menegangkan apalagi ketika salah satu penumpang kapal bercerita bahwa pernah terjadi sebuah kapal yang sedang terombang-ambing seperti ini terbawa arus dan menabrak gulungan batu-batu menuju mercusuar persis yang ada di samping kapal yang kami tumpangi saat itu. Menit demi menit terlewati, ketegangan meningkat, bunyi handphone yang telah mendapat sinyal terus memenuhi seisi ruangan kapal, memberitakan bahwa kapal sedang dalam kondisi kritis alias mogok di tengah laut. Dalam terombang-ambing, beberapa penumpang mendapat jackpot alias mabuk laut dan akhirnya muntah, ada juga yang mulai menangis, ada yang mulai membaca-baca ayat suci Al-Qur’an, dan ada beberapa yang iseng membuat video rekaman untuk kenang-kenangan. Cukup lama berselang, tiba-tiba ada 2 kapal speedboat menghampiri, dibayanganku mereka seperti para pembajak di lautan lepas, tapi rupanya mereka melaju lagi menuju dermaga untuk memanggil bantuan.
![]() |
Nemo atau clown fish |
Setelah kedua speedboat itu pergi, datanglah perahu nelayan tenaga mesin dengan ukuran yang cukup besar mencoba menarik kapal kami. Nahkoda kapal tersebut masih muda, penuh percaya diri dan kenekatan, sehingga yang ada saat ia melaju dengan kecepatan tinggi, tali yang diikat ke dek kapal kami putus dan hampir membuat orang yang berada dekat tali tersebut jatuh ke laut. Selain itu, putusnya tali membuat kapal kami mengalami goncangan hebat dan melenceng sekitar 90 derajat sehingga air hampir masuk ke dalam kapal dan penumpang menjadi terdorong ke satu sisi yang lain. Kapal jatuh lagi menampar permukaan laut dan membuat orang-orang menjerit. Aku mencoba menatap semua temanku satu-persatu dan memastikan bahwa mereka semua baik-baik saja dengan isyarat tangan. Misi penyelamatan diulangi dan kali ini berhasil dengan baik, perlahan tetapi pasti, kami tiba dengan penuh syukur di Dermaga Muara Angke.
Hari cerah untuk 17an di laut |
Kejadian-kejadian menegangkan tidak selalu terjadi, seperti trip November 2006, Agustus 2007 dan Juni 2008, cuaca selama perjalanan sangat bersahabat dan menyenangkan. Kita bisa menikmati pemandangan indah dan hawa sejuk laut yang bersatu dengan hembusan angin pantai yang nikmat. Gradasi biru dan hijaunya laut menjadi penghantar ombak yang mengingatkanku pada es cincau. Sesekali buih menerpa kapal dan pikiranku melayang pada epik asal muasal buih dari kematian seorang putri duyung, tak bosan untuk dipandang. So, kesimpulan yang dapat diambil adalah bila kita ingin berpetualang dengan save dan safety ke Pulau Pramuka, pastikan bahwa kondisi cuaca sedang tidak parah dan masih enak untuk bepergian.
Pilih spot yang aman saat snorkelin |
Setelah puas dengan perjalanan Muara Angke-Pramuka yang bahkan gelora terombang-ambingnya masih terasa di sekujur tubuh, perjalanan dengan kapal dilanjutkan lagi setelah cukup beristirahat dalam versi yang lebih kecil yakni dengan kapal ojek dari dermaga Pulau Pramuka menuju spot snorkeling. Berikut adalah tips-tips perlengkapan untuk di kapal kecil:
- Tentu saja kita sudah memakai kostum untuk snorkeling, tidak harus baju renang, bisa juga celana parasut dan kaos rela kotor, gunakan peniti bila perlu, jangan lupa sunblocknya dioles-oles sebagai pelindung
- Bawa jaket untuk kita yang khawatir masuk angin saat di kapal kecil
- Bawa peralatan snorkeling/diving termasuk life jacketnya yang merangkap sebagai penahan dingin saat di atas kapal bila kita tidak membawa jaket, jangan lupa gunakan kaos kaki sebelum memakai fins bila tak ingin kakinya lecet saat snorkeling
- Makanan yang mengandung banyak energi dan tidak membuat cepat haus
- Minuman, siapkan beberapa dalam botol plastik sekali pakai, bisa dikaitkan ke pelampung saat kita sedang snorkeling sehingga tidak perlu repot naik ke kapal bila sedang haus di laut
- Sendal murah karena sayang kalau hilang/nyemplung ke laut
- Kamera biasa atau kamera underwater bila perlu. Kamera underwater ini spesial karena tahan air pada beberapa titik kedalaman tertentu tergantung rancangannya. Biasanya semakin jauh kedalamannya, semakin mahal harganya. Ada kamera underwater sekali pakai, kamera yang memang khusus air, dan ada juga kamera biasa yang dipakaikan casing khusus anti air. Range harga kamera standar minimal sekitar 1 juta-belasan juta tergantung kualitas. Selain kamera, ada juga handycam underwater yang harganya juga tentu lebih mahal
- Tas yang bisa digantung atau yang tahan air untuk memasukan barang-barang lain yang tidak bisa dipisahkan dari pemiliknya seperti handphone dan uang untuk bayar kapal dan jajan mie rebus sesampainya di dermaga (kalau tidak tahan lapar)
Pemanasan perlu dilakukan |
Untuk dapat menikmati snorkeling dengan santai dan aman, jangan lupa untuk memeriksakan alat sebelum terjun ke air, cek terlebih dahulu di bak mandi apakah masker dan snorkel mengalami kebocoran dan berembun, bila masker berembun, cuci dengan sampo/sabun bayi. Bila berembun terjadi di tengah laut, gunakan air ludah untuk menjernihkan masker kembali. Setelah masker dan snorkel, pastikan fins yang dipakai tidak kekecilan (karena bisa menyebabkan kram saat di air) dan tidak kebesaran (karena bisa copot dan terbawa arus), gunakan kaos kaki yang nyaman untuk menunjang fins kita. Pastikan untuk memakai semua peralatan dengan benar, tidak terselip rambut, ukurannya pas dan sebagainya. Setelah persiapan beres, lakukan pemanasan atau olah raga ringan untuk mencegah kram terutama pada kaki saat di air. Sudah siap untuk bermain air? Oke, tapi jangan lupa dengan sistem buddy nya ya! Selamat bersenang-senang.
Take a picture seusai snorkeling |
Ohya, jangan lupa untuk merapihkan kembali skin dive (peralatan) snorkeling kita dengan cara mencucinya (membersihkan perlahan dengan air tawar, beri sabun sedikit agar tidak lengket), mengeringkannya (bisa dijemur) dan dirapihkan sesuai tempatnya. Pada masker bisa dioles sampo/sabun bayi sedikit, jangan menaruh masker dalam posisi kaca mengenai lantai. Kemudian pada fins agar penyangganya dipasang kembali, serta bisa diberi perlakuan merekatkan belakang fins kanan pada belakang fins kiri (dengan tali) untuk mengembalikan bentuk (kerangka) fins pada posisi semula. Take care dengan baik ya skindivenya!
Untuk dikenang bagi penulis:
Setiap perjalanan mengandung bahaya dan kenangan tersendiri, tapi bagi kita yang percaya pada Kuasa Illahi, tidak akan serta merta mengatakan “tidak” pada perjalanan apapun, khususnya di laut. Percayalah, amazing trip tidak akan terjadi bila kita tidak berani melangkah mengikuti trip tersebut. Seperti saat loncat indah di kolam renang terapung atau di jembatan cinta, bila tidak mencoba, maka kita tidak akan tau rasanya mengalahkan ketakutan dalam diri sendiri dan tidak punya kenikmatan setelah berhasil loncat. Tiap kali mengingat semua ini, aku merasa sangat bersyukur, untuk apapun itu, mari kita bersyukur, karena hidup memang indah dan harus selalu disyukuri.
Salam hangat,
true.ewi@gmail.com
Coral EO 07-10